Pagi hari ini Jum’at 7 Februari 2025, masyarakat Desa Kedungjaran di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, melaksanakan tradisi Nyadran sebagai bentuk penghormatan dan doa untuk leluhur mereka. Nyadran adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa pada bulan Sya'ban (Kalender Hijriyah) atau Ruwah (Kalender Jawa) untuk mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia.
Kegiatan dimulai dengan besik, yaitu pembersihan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan. Masyarakat saling bekerjasama dalam gotong-royong untuk membersihkan makam, sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur kepada leluhur.
Setelah pembersihan makam, acara selanjutnya dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh pemangku adat/tokoh agama, ditujukan kepada roh leluhur yang telah meninggaldunia.
Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan Kembul Bujono dan Tasyukuran, yaitu makan bersama. Setiap warga membawa makanan/nasi golong, urap sayur dengan lauk rempah, prekedel, tempe, dan tahu bacem. Makanan yang dibawa diletakkan di depan untuk didoakan oleh pemuka agama setempat, kemudian ditukar antar keluarga. Acara ditutup dengan makan bersama dan saling bersenda gurau, mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Melalui tradisi Nyadran, masyarakat Desa Kedungjaran tidak hanya mendoakan leluhur, tetapi juga memperkuat nilai-nilai sosial budaya seperti gotong royong, silaturahmi, dan saling berbagi antarwarga. Tradisi ini menjadi sarana untuk melestarikan budaya lokal dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat.